Ekonomi
Utang ke Tiongkok Capai Rp249 Triliun, Ahli Ekonomi Khawatirkan Nasib Indonesia Seperti Sri Lanka
Presiden Jokowi (kiri) bersama Presiden RRT Xi Jinping (kanan) merayakan hubungan 70 tahun bilateral. /Instagram @jokowi
PR BEKASI – Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia bergantung dengan banyak investasi dari negara Tiongkok.
Pinjaman Indonesia kepada Tiongkok pun naik cukup signifikan. Selain itu, Indonesia mulai meningkatkan penggunaan mata uang Tiongkok, Yuan, dalam transaksi luar negerinya.
Menurut pengamat, kedua hal tersebut menghadirkan risiko yang perlu diantisipasi Indonesia agar tidak mengalami kasus seperti Sri Lanka yang harus kehilangan mayoritas sahamnya di sebuah proyek pelabuhan karena gagal membayar utang kepada Tiongkok.
Dikutip.oleh PikiranrakyatBekasi.com dari theconversation.com, upaya membatasi ketergantungan terhadap Tiongkok penting juga untuk menjaga posisi tawar Indonesia dalam mengamankan wilayah di sekitar perairan Laut Natuna yang selalu diklaim sebagai milik negeri tirai bambu tersebut.
Perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok
Selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Tiongkok telah menjadi salah satu investor terbesar Indonesia. Ini terlihat dari gencarnya pendanaan proyek-proyek infrastruktur berskala besar yang digalakkan oleh Tiongkok di Indonesia sebagai bagian dari program Belt and Road Initiatives (BRI).
Pada peringatan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok yang jatuh pada tahun ini, kedua negara telah sepakat untuk saling memperluas ikatan yang terjalin tidak hanya di bidang investasi dan perdagangan, tapi juga di bidang budaya. Bahkan, kerja sama Tiongkok dan Indonesia juga merambah ke sektor kesehatan.
Negeri tirai bambu itu telah berjanji untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia dalam memerangi COVID-19, termasuk mendukung rencana untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi vaksin buatan Tiongkok.
Via
Ekonomi
Post a Comment