Penjualan BBM Premium Masih Laris Manis Pertamina Katanya Mengalami Kerugian Milyaran Rupiah
KUAMANGMEDIA - Masih ingatkan beberapa bulan yang lalu banyaknya media online yang memberitakan kerugian yang dialami oleh pertamina dalam tahun ini, saya selaku masyarakat biasa sangat heran kenapa perusahaan pertamina yang tidak ada tandingannya koq bisa rugi, beda jika dibandingkan dengan usaha kecil kita yang dominan banyak yang menyamai usaha kita di lapangan. semisal saja jualan gorengan, bakso, dan penjualan elektronik lainnya.
Kebayangkan bagaimana sederatan toko pasar yang kita temui semua menjual barang yang tidak jauh bedanya dengan barang dagangan kita, hal ini bisa kita mengatakan kalau kita bisa rugi karena tidak laku atau karena banyaknya pesaing.
Tapi untuk pengusaha atau perusahaan sebesar pertamina koq bisa rugi milyaran rupiah bahkan bisa mencapai triliunan rupiah, apakah mungkin rakyat atau masyarakat indonesia banyak yang berhutang ketika membali BBM sejenis pertamak,pertalit atau bensin/premium. kalau jawabannya iya, bisa jadi pertamina rugi karena pelanggan banyak yang berhutang. hehe
Mari kita mulai membahas bagaimana masih larisnya penjualan BBM jenis Premium, dilangsir dari beberapa media banyak yang memberitakan penjualan BBM Jenis Premium masih tergolong laris manis dimasyarakat indonesia.
Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Dasrul Chaniago buka suara terkait penyebab tingginya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak ramah lingkungan di Indonesia. Seperti jenis Premium yang mempunyai nilai RON 88.
Menurutnya, ada dua faktor penyebab larisnya Premium. Petama, terkait penyediaan, di mana sampai saat ini Pertamina masih menjual BBM jenis Premium, sehingga memudahkan pelanggan untuk mengaksesnya.
Faktor kedua, yakni terkait harga yang terlampau murah. Alhasil konsumen lebih memilih membeli Premium kendati tidak ramah lingkungan.
"Karena ada dua faktor tekait penyediaan dan harga murah (Premium) itu, otomatis masyarakat mikir yang penting hari ini saya dapat harga murah ya sudah tidak lagi memikirkan dampaknya untuk masa depan," imbuh dia dalam webinar bersama YLKI, Kamis (3/12)
Padahal, sambung Dasrul, mayoritas kendaraan baik pribadi maupun umum yang ada saat ini dinilai sudah mendukung penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan atau memiliki kandungan RON di atas Premium. "Karena saya yakin hampir semua kendaraan yang beroperasi di jalanan baik pribadi maupun umum itu keluaran diatas tahun 2007, otomasti tidak butuh Premium dan Pertalite," paparnya.
Maka dari itu, dia menilai perlu komitmen bersama untuk mewujudkan rencana penghapusan BBM jenis Premium yang tak kunjung menemui titik terang. "Apalagi banyak negara juga yang telah menghapuskan penjualan Premium," ucap dia mengakhiri.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menanggapi kabar rencana penghapusan BBM jenis Premium yang diisukan akan dilakukan Januari 2021 mendatang. Pihaknya menegaskan bahwa premium masih tetap dijual dan pemerintah masih menyediakan alokasinya untuk tahun depan.
"Belum ada dari Kementerian ESDM, Pertamina, mungkin sumber-sumber lain yang dikutip media. Sementara ini seperti biasa, dan alokasi sendiri untuk tahun depan tetap akan kita penuhi," ujar Menteri Arifin saat melakukan rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (23/11).
Jadi dari bebrapa cuplikan diatas bagaimana tanggapanmu soal kerugian pertamina dan laris manisnya BBM Jenis Premium yang sampai kini masih diuber oleh rakyat jelata, dan mereka semua membeli tanpa pakai kwitansi kasbon ya? monggo dibahas dulu apa penyebab kerugian Pertamina?
Post a Comment