Ekonomi
Harga Kedelai Meningkat Pak Jokowi Jangan Import Kasihan Petani
Kedelai kita sangat tergantung bahkan mayoritas impor dari Amerika. Memang ini ironi tidak bertepi, bagaimana negara kita yg agraris tapi tiba2 kita menjadi negara "miskin" untuk kedelai.
Waktu kecil saya ingat, lahan pertanian bapak saya banyak ditanami kedelai dan puluhan ton kami bisa panen, tapi entah mulai kapan bapak saya dan rakyat di desa saya gak menanam kedelai. Seingat saya karena harga makin jatuh, para petani lebih memilih nanam padi yang bisa panen 3 kali. Dan sejak itu sejarah mencatat kita tergantung pada impor kedelai dari Amerika.
Di awal tahun 1990-an sebetulnya Pak Harto sadar ini dan tidak mau negara Indonesia mengalami ketergantungan impor kedelai dari AS. Maka ditugaskan Salim Grup bekerjasama dengan pemerintah untuk menanam kedelai di sepanjang pantai timur, tapi tangan "mafia" yang bekerjasama dengan asing rupanya menggagalkan rencana pembukaan lahan besar -besaran untuk kedelai itu.
Rencana Pak Harto tersebut diserang LSM dan peneliti yang didukung komprador pendukung asing dengan alasan lahan yg dipakai utk menanam kedelai itu hutan produktif. Padahal sekarang malah hutan itu habis dibantai untuk menanam sawit.
Nasib kita terhadap komoditas kedelai itu sama dengan nasib kita terhadap bawang putih yg sangat tergantung impor dari China.
Semua menjadi paradoks, tanah yg subur makmur tapi komoditas pertaniannya impor. Laut yang luas kita malah impor ikan, dan membiarkan ikan kita malah dicolongi orang.
Kita ini bangsa yg gampang dibuat ribut, sehingga bukan sibuk bekerja tapi sibuk berantem antar anak bangsa, akhirnya kita tidak pernah menikmati kekayaan alam yang diberikan Allah SWT.
Nah pastti sebentar lagi impor kedelai akan merajalela, apalagi Menteri Perdagangannya mantan Dubes di AS.
Kapan kita merdeka yg sesungguhnya? Entahlah toh mengotak -atik agama menjadi bagian penting di negeri ini.
Penulis: Naniek S Daeng
Editor : Purnama Liwa
Via
Ekonomi
Post a Comment