Kebijakan Sekolah Daring di Kabupaten Bungo KAMI Nilai Tidak Tepat
Kebijakan pemberlakuan sekolah secara daring di enam kecamatan dalam Kabupaten Bungo kami nilai tidaklah tepat. Pasalnya, pelarangan tersebut hanya berlaku untuk sekolah saja, sedangkan tempat perkumpulan lain tidak dilakukan pelarangan.
Kami berharap kepada seluruh Anggota Dewan DPRD Kabupaten Bungo dari berbagai fraksi untuk segera mengambil langkah serta kebijakan yang adil serta tidak keperpihakan.
"Sementara ini yang kami pantau bersama relawan media untuk peraturan ini yang dilarang hanya sekolah, sedangkan pesta pernikahan dan keramaian lainnya tidak dilarang,"
Kami berharap Bapak Bupati Bungo serta Wakil Bupati Bungo mengkaji ulang kebijakan yang dikeluarkannya tersebut. kami menilai jika sekolah daring terus dilakukan akan menjadi kemunduran dalam prestasi anak didik di Kabupaten Bungo. sedangkan kita selaku orang tua mengharapkan semua anak-anak bisa menjadi anak yang berprestasi dalam bidang agama, pendidikan formal dan lain sebagianya.
"Tidak semua orang tua bisa membimbing anaknya untuk belajar di rumah, dan tidak semuanya juga punya perlengkapan yang mencukupi untuk belajar Daring,"
Dan untuk semua DATUK RIO serta jajaran kami yang berada di kecamatan Pelepat Ilir, kami harapkan untuk memerintahkan SATGAS Dusun agar secepatnya turun dan melihat batas mana tingkat kesehatan masyarakatnya, Guna menghindari pemberitaan yang negatif, melihat banyaknya pemberitaan yang belum tentu benar tentang dusun yang terkonfirmasi zona merah.
Kami membaca, Dalam keputusan tersebut sebanyak 6 Kecamatan masuk dalam zona merah, yakni Kecamatan Rimbo Tengah, Bungo Dani, Bathin III, Pasar Muara Bungo, Pelepat dan Pelepat Ilir.
Sementara itu , di kecamatan lainnya, sebanyak 11 Kecamatan masuk ke zona selain merah, yakni Kecamatan Jujuhan Ilir, Rantau Pandan, Bathin III Ulu, Muko-Muko Bathin VII, Limbur Lubuk Mengkuang, Tanah Tumbuh, Tanah Sepenggal Lintas, Bathin II Babeko, Bathin II Pelayang, Jujuhan dan Tanah Sepenggal.
Sekali lagi Kami berharap kepada Bapak Bupati Bungo H.Mashur,SP.ME serta Bapak Wakil Bupati Bungo Safrudin Dwi Apriyanto,SPD untuk segera mengkaji ulang kebijakan peraturan yang sedang berlangsung saat ini. dan kami berharap Keputusan ini wajib diketahui seluruh masyarakat secara tranfaran melalui media online serta media elektronik lainnya.
JANGAN PANIK..! Doa dan Tawakkal Menghadapi Musibah
Pecegahan melalui protokol kesehatan dapat dilakukan denga cara bersuci (thaharah). Bahkan dalam kitab fiqih, ikhtiar bersuci paling awal dilakukan. Karena itu membiasakan mencuci tangan seperti dalam berwudhu sudah mendarah daging bagi umat Islam.
Masalahnya belum di implementasikan dalam kehidupan sehari hari, di mana saja dan kapan saja. Pola empat sehat 5 sempurna ( pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, oleh raga (istirahat dan tidak panik) masih relevan di lakukan akhirnya makan makanan yang baik dan halal.
Dalam konteks itu dapat diterjemahkan ke dalam bahasa spritual Lima Sehat 6 Sempurna dengan menyempurnakan doa dan tawakkal kepada Allah dalam setiap menghadapi musibah. Dalam konteks itu banyak pihak bertanya kapan akan berakhir Covid 19? Maka kita bisa menjawab, tergantung pada ikhtiar semua pihak, doa dan tawakkal kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala..
Wajib Berdoa
Dalam menghadapi setiap ujian dan musibah, kita wajib berdoa kepada Allah. Muhammad Abduh Tuasikal menjelaskan umat sudah begitu lama, ingin agar harapan dan doa segera terwujud.
Beberapa waktu terus menanti dan menanti, namun tak juga impian itu datang. Kadang seolah jadi putus asa karena sudah seringkali memohon pada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Namun seorang muslim wajib optimis. Sikap optimis yakni sikap yang terus berjuang dengan sungguh-sungguh, sehingga tidak mudah prustasi dalam setiap menghadapi ujian dan cobaan.
Oleh karena itu dalam berdo’a memohon kepada Allah, karena Allah begitu dekat pada orang yang berdo’a. Boleh jadi terkabulnya do’a tersebut tertunda. Boleh jadi pula Allah mengganti permintaan tadi dengan yang lainnya dan pasti pilihan Allah adalah yang terbaik.
Ayat yang patut direnungkan adalah firman Allah Ta’ala,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186).
Jadi agar doa kita di ijabah Allah, wajib ikhtiar dijalan yg benar, dengan yakin dan terus melaksanakan perintah Allah.
Sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ رَبُّنَا قَرِيبٌ فَنُنَاجِيهِ ؟ أَوْ بَعِيدٌ فَنُنَادِيهِ ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ
“Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo’a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras?” Lantas Allah Ta’ala menurunkan ayat di atas. (Majmu’ Al Fatawa, 35/370)
Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Kedekatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kedekatan Allah pada orang yang berdo’a (kedekatan yang sifatnya khusus).” (Majmu’ Al Fatawa, 5/247)
Perlu diketahui bahwa kedekatan Allah itu ada dua macam:
- 1. Kedekatan Allah yang umum dengan ilmu-Nya, ini berlaku pada setiap makhluk.
- 2. Kedekatan Allah yang khusus pada hamba-Nya dan seorang muslim yang berdo’a pada-Nya, yaitu Allah akan mengabulkan (mengijabahi) do’anya, menolongnya dan memberi taufik padanya. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 87).
Poin 1 Kedekatan Allah pada orang yang berdo’a adalah kedekatan yang khusus – pada macam yang kedua - (bukan kedekatan yang sifatnya umum pada setiap orang).
Poin ke 2 Allah begitu dekat pada orang yang berdo’a dan yang beribadah pada-Nya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia sujud. (Majmu’ Al Fatawa, 15/17).
Untuk mendekatkan diri kepada Allah wajib dilakukan dengan ikhlas.
Tawakal (bahasa Arab: توكُل) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Semoga dengan iktiar yang optimis, doa dan tawakkal, kita dapat terjaga kesehatan dan secepatnya keluar dari pandemi Covid-19.
Wallahu a;alam
Terima kasih
Salam Hormat Kami.
Kuamangmedia.com
Post a Comment