Apakah Kamu Tahu siapa Frans Kaisiepo di Lembar Uang Sepuluh Ribu Rupiah?
Sahabat kuamangmedia.com Apakah kamu tahu siapa Frans Kaisiepo yang ada pada lembar uang sepuluh ribu rupiah? Seperti apa perannya dalam kemerdekaan Indonesia ? yuuk kita sama-sama belajar dan silahkan simak sejarah singkatnya di bawah ini.
Ini adalah sosok Frans Kaisiepo , Frans Kaisiepo adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Papua. Frans Kaisiepo sangat berperan aktif dalam mempertahankan bangsa Indonesia khususnya di tanah Papua.
Ia terlibat langsung dalam konferensi Malino pada 1946 di Sulawesi Selatan sebagai perwakilan dari Papua. Pada konferensi tersebut, ia mengusulkan nama Irian untuk mengganti nama Papua.
Tahukah kamu siapa Frans Kaisiepo?
Dilansir dari situs Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua, Frans Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, 10 Oktober 1921. Frans Kaisiepo dikenal juga sebagai Gubernur Irian Barat pada 1964 hingga 1973. Sejak muda, Kaisiepo sudah dikenal sebagai aktivis gerakan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Papua.
Kaisiepo menjadi tokoh penting dalam pergerakan anti Kolonial Belanda waktu itu. Bersama rekan-rekannya, beliau berjuang untuk menyatukan wilayah Papua ke dalam pangkuan Republik Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Pada masa perjuangan dulu , persisnya tiga hari menjelang Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Frans Kaisiepo dan beberapa orang rekan rekannya mendengarkan lagu Indonesia Raya di Kampung Harapan Jayapura pada 14 Agustus 1945 , yaitu sehari menjelang penyerahan Jepang kepada Tentara Sekutu pada 15 Agustus 1945.
Beberapa hari sesudah proklamasi tepatnya tanggal 31 Agustus 1945, Kaisiepo dan rekan-rekan perjuangan melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia di tanah Papua. Pada 10 Juli 1946, Frans Kaisiepo lah yang mencetuskan nama Papua dengan nama " Irian " yang artinya semangat persatuan masyarakat agar tidak mudah takluk di tangan Belanda.
Pendiri Partai Irian Pertama Kali
Pada tahun 1961, Frans Kaisiepo mendirikan partai Irian Sebagian Indonesia (ISI) yang bertujuan untuk menuntut penyatuan Papua dengan Republik Indonesia. Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno membentuk Tiga Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961.
Pada bulan yang sama mengikuti Konferensi Malino di Sulawesi Selatan sebagai salah satu delegasi Indonesia. Ia tercatat sebagai satu-satunya putra Papua yang hadir diperundingan yang penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.Ia juga menolak atas skenario usulan pembentukan Negara Indonesia Timur.
Frans Kaisiepo menjadi tokoh penting dalam pergerakan anti Belanda. Di mana sebagai pencetus pergerakan melawan Belanda di Biak pada 1948. Frans Kaisiepo pernah ditangkap dan dijebloskan ke penjara oleh Belanda. Penangkapan ini dampak dari penolakan Frans saat ditunjuk sebagai wakil Belanda untuk wilayah Papua Nugini dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Nederland, Belanda.
Ia menolak dengan alasan tidak mau didikte oleh Belanda. Ia ditahan sebagai tahanan politik mulai 1954 hingga 1961, yaitu saat Papua dikuasai Belanda . Setelah keluar penjara, Kaisiepo mendirikan partai politik Irian. Di mana dengan tujuan utama menggabungkan wilayah Nugini sebagai bagian dari Republik Indonesia. Pada waktu, ia juga membantu dan melindungi prajurit Indonesia yang menyelundup ( masuk tanah papua ) pada masa Trikora.
Pada waktu itu merupakan salah satu masa yang penting dalam sejarah Indonesia dengan dibentuknya Tiga Komando Rakyat (Trikora) oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961. Hasil utama dibentuknya Trikora adalah Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962 yang memaksa Belanda harus menyerahkan kekuasaan Irian Barat ke Indonesia.
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan Indonesia (Kemendikbud), Frans Kaisiepo diangkat sebagai Gubernur Irian Jaya pada 1964. Ia berusaha agar Irian Jaya bersatu kembali dengan bangsa Indonesia. Rakyat Papua memutuskan untuk bergabung dengan Indonesia setelah diselenggara Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tanggal 2 Agustus 1969.
Gelar pahlawan Frans Kaisiepo meninggal pada 10 April 1979. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Pada 1993, Frans Kaisiepo dikenang sebagai pahlawan nasional. Ini tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993.
Pada 19 Desember 2016, Frans Kaisiepo diabadikan dalam uang kertas rupiah pecahan Rp 10.000. Frans Kaisiepo juga diabadikan sebagai nama bandara di Biak, dan nama kapal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL).
Demikian hasil saduran dari artikel Berita Kompas.com tanggal 18 April 2020 dengan judul Biografi Frans Kaisiepo, Pemersatu Irian dengan Indonesia.
Kini sebagai penghargaan atas jasa jasa Frans Kaisiepo bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia , maka sosok beliau diabadikan dalam gambar uang lembaran sepuluh ribuan , seperti contoh di atas artikel kita kali ini.
Terima kasih semoga bermanfaat.
Post a Comment