Tahukah Kamu Orang yang Mendustakan Agama?
Kuamangmedia.com - Setiap agama tentu kita ketahui dan pastinya ada peraturan serta syarat-syarat mutlak yang perlu ditaati serta dilaksanakan sesuai perintahnya masing-masing, namun dalam hal Dusta ini, Tahukah Kamu Orang yang Mendustakan Agama?
Sifat-sifat orang yang mendustakan agama sudah tertulis di dalam Al-Quran Nur Karim yang setiap waktu pasti dibaca oleh umat islam yang melaksanakan ibadah Sholat. Oleh karena itu betapa pentingnya Lembaga Pendidikan yang mendalami Bidang Keagamaan seperti Sekolah Islam dan Madrasah.
Sifat Orang yang mendustakan agama tidak sedikit kita temua diberbagai kehidupan sehari-hari, sifat yang tidak perduli terhadap sesama manusia dan hewan, mereka tidak memperdulikan kesulitan tetangga, mau menang sendiri dan pelit.
Sifat-sifat Orang yang Mendustakan Agama
Allah mencela orang-orang yang lalai dalam menunaikan hak Allah dan hak hamba-hamba-Nya yang membutuhkan bantuan, maka Allah menyampaikan kepada Rasulullah dan seluruh umatnya:
Apakah kamu mengetahui orang yang mengingkari hari perhitungan di akhirat?
Orang yang mendustakan hari perhitungan pada hari kiamat itu enggan menunaikan hak orang yang terzalimi, dan bersikap keras terhadap anak yatim, serta tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang-orang yang membutuhkan.
Iman kepada hari akhir bukan sekedar keyakinan, tetapi ia akan membawa pemiliknya kepada kebaikan memberi makan untuk anak yatim dan miskin, seperti orang yang Allah katakan tentangnya :
{ وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا }
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan". [ al-Insan : 8 ]
lalu apa yang mereka harapkan ?
{ إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا , إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا }
"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih , Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan". [ al-Insan : 9-10 ].
Tahukah Kamu Orang yang Mendustakan Agama? berikut ini adalah beberapa orang yang memiliki sifat-sifat di atas, khsususnya umat yang menyatakan dirinya Islam.
- Orang yang menghardik Anak Yatim
- Tidak Menganjurkan Memberikan Makan Orang Miskin
- Orang yang Lalai tidak Melaksanakan Kewajiban Sholat 5 Waktu
- Orang Yang Berbuat Riya'
- Orang Pelit Terhadap Barangnya yang Berguna
Orang yang menghardik Anak Yatim
Didalam Tafsir Surat Al-Ma'un ayat 1 dikatakan: Tahukah kamu, wahai rasul, orang yang mendustakan agama dan mengingkari hisab serta hari pembalasan di akhirat nanti'
Jika engkau ingin tahu, maka para pendusta agama, hisab, dan hari pembalasan itulah orang yang menghardik anak yatim, menyakiti hatinya, dan berbuat zalim kepadanya dengan menahan haknya. Dia tidak lagi peduli terhadap anak yang sudah kehilangan tumpuan hidupnya itu.
{ أَرَأَيْتَ }
Pertanyaan ini ditujukan kepada Nabi ﷺ , dan juga kepada kaum muslimin seluruhnya, apakah kamu mengetahui wahai Rasul { الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ } orang yang mendustakan agama ? yakni yang mendustakan hari kebangkitan ?
Hari kebangkitan itu nyata peristiwanya akan tetapi banyak diantara manusia lalai dari megingatnya bahkan diantar mereka juga ada yang tidak percaya dengan peristiwa ini, atau diantara manusia juga ada yang beriman kepadanya tetapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi peristiwa yang agung ini.
Maka karena itu beberapa ciri-ciri orang yang mendustakan kebangkitan itu akan dibahas pada ayat al-ma'un selanjutnya.
Orang yang Lalai tidak Melaksanakan Kewajiban Sholat 5 Waktu
Mereka adalah orang-orang yang memamerkan shalat dan ibadah-ibadah lainnya agar mendapat pujian dan sanjungan atas amal ibadah mereka saja. Mereka mencegah orang lain untuk memberikan setiap jenis pertolongan dan bantuan, seperti air, garam, guci, kapak, pot dan benda-benda lainnya. Mereka juga melarang (menunaikan) zakat.
Orang Yang Berbuat Riya'
Orang Yang Berbuat Riya dalam hal ini adalah orang-orang yang riya' dengan salat dan amal perbuatannya, tidak mengikhlaskan amalnya untuk Allah semata. ingin dipuji tetangganya, ingin dilihat sholatnya lebih baik dari orang lain ketika bermakmum, ketika berinfak ingin di bacakan paling banyak dan paling kenceng.
Karena itulah Allah menyebutkan sifat mereka sebagai orang yang berbuat riya’, keras hati, dan tidak memiliki belas kasih seraya berfirman, “Orang-orang yang berbuat riya’” yakni, melakukan pekerjaan untuk dilihat orang, “dan enggan (menolong dengan) barang berguna,”
Baca juga artikel lainnya tentang: Bacaan Surat ash-Shaff Berserta Arti dan Tafsirnya
Apa yang dimaksud barang berguna? yaitu enggan memberikan sesuatu yang tidak memudaratkan untuk diberikan dengan cara dipinjamkan atau dihibahkan seperti bejana, gayung, kapak, dan lainnya yang biasanya diberikan atau direlakan.
Mereka itu, karena amat kikir, enggan memberikan barang-barang yang berguna, lantas bagaimana halnya dengan benda yang lebih besar nilainya? Dalam surat ini terdapat anjuran serta dorongan untuk memberi makan anak yatim dan orang miskin, menjaga dan memelihara shalat, menunaikannya dengan ikhlas dan juga dengan amal-amal lainnya, dorongan untuk mengerjakan kebajikan, memberikan benda-benda misalnya meminjamkan bejana, gayung, kitab, dan lainnya, karena Allah mencela orang yang tidak melakukan hal itu.
Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
" Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria." Begitu juga ketika mereka melakukan ketaatan, mereka bertujuan mencari perhatian manusia, dan supaya mereka memiliki kedudukan di masyarakat, tujuan mereka tidaklah berteqarrub kepada Allah 'Azza Wa Jalla.
Orang yang riya ini bersedekah agar dikatakan oleh orang-orang betapa dermawannya ia, orang yang shalat ini mebaguskan shalatnya agar dikatakan oleh orang-orang betapa bagusnya solat dia dan semisalnya, mereka berbuat riya.
Landasan ibadah adalah untuk Allah, namun disamping itu mereka menginginkan pujian manusia atas ibadah itu, mereka mencari perhatian orang-orang dengan taqarrub mereka kepada Allah, mereka adalah orang-orang yang berbuat riya'.
Sedangkan yang shalat untuk manusia, bahwa ia shalat di hadapan raja misalnya, atau yang lainnya, ia menundukkan kepadanya dengan ruku' atau sujud, maka orang ini adalah musyrik kafir, telah diharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka. Tetapi orang ini shalat untuk Allah sambil berusaha mencari pujian manusia atas ibadahnya, sehingga terlihat dia beribadah kepada Allah 'Azza Wa Jalla, ini banyak terjadi pada orang-orang munafik, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
" Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."(QS. An-Nisa: 142)
Lihatlah pensifatan pada ayat ini, apabila mereka melakukan shalat, mereka malas melakukannya, dengan demikian maka mereka itu orang yang lalai dari shalatnya dan berbuat riya. Dan di sini Allah 'Azza Wa Jalla berfirman:
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
" orang-orang yang berbuat ria."
Apakah orang yang ingin didengar (dipuji bacaan Al-Quran) sama seperti mereka? Yakni jika ada seseorang yang membaca Al-Quran, dan mengeraskan bacaannya, dan membaguskan lantunan suaranya agar dikatakan, betapa indahnya bacaannya! Apa dia ini seperti orang yang berbuat riya? Jawabannya: Ya, sebagaimana datang dalam hadits:
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِهِ، وَمَنْ رَاءَى رَاءى اللهُ بِهِ
"Siapa saja yang berbuat sum'ah (ingin didengar lantunan bacaan Al-Quran nya agar dipuji) maka Allah akan campakkan dia dan barang siapa yang berbuat riya maka Allah akan campakkan (niat dihatinya) "
(1) Makna hadits ini: Barang siapa yang ingin dipuji dengan bacaan kerasnya maka Allah akan campakkan di hadapan manusia bahwa dia bukanlah orang yang ikhlas, tetapi dia ingin didengar indah lantunannya oleh manusia, sehingga orang-orang memujinya atas ibadahnya, dan yang berbuat riya pun demikian.
Seseorang yang berbuat riya dan berbuat sum'ah di hadapan manusia, Allah akan mencampakkannya, dan hakikat dirinya akan terlihat cepat atau lambat.
(1) Dikeluarkan Bukhari (6499) dan Muslim (2987) dari hadits Jundub Bin Abdillah radhiyallaah 'anhu.
Wallahu a’lam.
Referensi Blogger Template Terbaik: News Reader Blogger Template
Post a Comment